Ulfa Widya Lestari

Ulfa Widya Lestari
Aku suka sekali melihat momen saat matahari mulai terbenam. Senja itu begitu cepat berubah, memberikan pesona yang menghanyutkan, sebentar, lantas meninggalkan bumi dalam kelam. Gelapnya malam akan kulalui dengan penuh rancangan untuk hari esok, hingga matahari terbit datang dan menyapaku dengan sinarnya yang terang. ."

Saturday, January 12, 2013

Happy New Year 2013

One story about SIMBA and my journey at Papandayan Mount

Kali ini aku akan sedikit bercerita tentang perjalananku menutup akhir tahun 2012. Sebenarnya aku jarang sekali untuk menulis dan membuat catatan perjalanan pendakian. Tapi kali ini akan aku ceritakan apa yang ada di benak aku saja ya. 

Jadi saat itu Komunitas Penggiat Alam Simba Bandung mengadakan acara untuk trip santai ke Papandayan, Garut. Komunitas ini bukan berarti pelarianku karena aku tidak dilantik jadi Mapala di kampusku tapi aku bergabung karena aku ingin lebih banyak mengenal orang luar. Orang-orang yang sama mencintai alam, penggiat alam, pendaki lain atau lainnya. Aku sudah bergabung dengan komunitas ini sudah agak lama kira-kira sejak Juli 2012. Saat itu aku kenal temanku namanya Adam. Dia adminnya grup tersebut. Saat aku pertama masuk dan bergabung di dalamnya aku senang karena aku merasa di sambut. SIMBA ya itu namanya it’s so simple Si Anak Rimba katanya Fajri, dia adalah ketua dari komunitas ini. SIMBA ini memang masih sangat muda baru saja dibentuk tanggal 9 Maret 2011.

Waktu berjalan terus, teman-teman yang aku kenal di Simba pun mulai bertambah pula. Walau masih dari dunia maya, tapi sudah terasa kenal dekat karena di grup itu kami semua sering mengadakan sharing, entah tentang perjalanan mendaki, kegiatan-kegiatan lain atau apapun lainnya. Memang sangat di sayangkan, saat itu aku masih belum bisa ikut semua kegiatan yang di adakan Simba secara real karena satu atau lain hal yang harus dikerjakan.
Tapi kali ini bukan omong doang. Kali ini realita. Aku bisa ikut acaranya. Acara ‘Camp Ceria to Papandayan’ itu nama kegiatannya. Satu kalimat yang selalu aku pegang adalah “Momen yang tepat itu bukan ditunggu tapi diciptakan”. Untung saja acara ini akhir tahun, hari-hari dimana jadwal perkuliahan sudah selesai dan libur semester sudah tiba pula, jadilah aku bisa ikut acaranya. Walaupun sebenarnya di kampus sedang padat jadwal latihan olahraga untuk tanding basket dan volli, tapi aku tetap memilih pergi. Pergi naik gunung.. karena ini pasti asyik! Hehehe.


Oke,  jadi kami pergi tanggal 30 Desember 2012 Technical Meeting di Terminal Cicaheum jam 15.00 WIB. Hahaha, sebenarnya saat aku memutuskan untuk pergi itu mendadak, jadi untuk packing pun juga agak sedikit mendadak. Hehe. Waktu itu, aku agak telat jam 16.00 baru sampai terminal.  Aku bertemu  teman dulu di kampus yang bisa antar aku ke terminal pakai motor biar cepat. Pas sampai di terminal agak kaget karena ternyata yang berangkat dari Bandung itu agak banyak. Dan ternyata saat aku datang mereka juga belum siap untuk berangkat. Jadi gak begitu masalah pas aku datang jam 16.00 itu. Hehehe.

Kami berangkat itu sekitar jam 17.00. Untuk masalah waktu aku gak ingat menit detik nya dan gak aku catat juga tepatnya. Naik lah kami bus jurusan Bandung-Garut ongkosnya itu 20000. Sampai di terminal Garut itu sekitar jam 21.30 agak lama si memang karena sempat kejebak macet juga di jalan. Di terminal ini kami istirahat dulu sambil menunggu teman kami yang akan datang dan gabung dari kota lain juga. Jadi sempat kami simpan juga dulu carrier dan daypack kami di depan toko yang sudah tutup.

Selama menuggu itu kami ada yang sholat, makan malam, nongkrong, bahkan ada yang tiduran dengan gelar matras. Tapi aku setelah makan, sempat jalan2 ke pasar dekat terminal dengan teman aku namanya Ogi dan Bang Fikar. Banyak yang kami beli, sayuran dan buah-buahan. Jam sudah menunjukkan jam 12 malam sudah masuk tanggal 31 Desember. Teman-teman kami yang ditunggu itu juga akhirnya datang. Sekitar Jam 1 malam kita sewa mobil pick up. Sebelum berangkat carrier kami di rapihkan dulu di atas mobil oleh supirnya itu. Selesai. Berangkatlah rombongan aku itu dengan 3 pick up. Nah sampai di parkiran pos awal pendakian itu sekitar jam 2.

Karena masih gelap, kabut tebal dan dingin terasa menusuk tulang. Kami akhirnya buat tenda dulu lah di lahan kosong dekat daerah parkiran itu. Karena teman perempuan yang lain ada yang tidak kuat dingin. juga ada beberapa diantara kami yang memang butuh waktu istirahat dulu. 

Istirahat selesai.  Jam 5 pagi itu aku sudah selesai sholat subuh dan sudah sempat buat teh hangat dulu sama teman aku. Jam 6 akhirnya semua selesai packing ulang. Sebelum pendakian dimulai, kami berdoa bersama dan Jargon bersama supaya lebih semangat lagi sebelum jalan..

                                 buat teh hangat                           jargon Simba

Akhirnya pendakian dimulai. Bagian pertama kaki gunung papandayan adalah tempat yang sangat tandus, tanpa pepohonan, berbukit-bukit, dan tanah mati (karena aktivitas gunung yang aktif menyebabkan semburan uap banyak terjadi, dan belerang yang menyengat. Kondisi tanah-pun sarat dengan sulfur. Nah disini spot yang cukup menarik, bagi pecinta gunung-yang-masih-aktif.

asam belerang

ini nih view yang keren

foto di jalur saat istirahat 


Karena pemandangannya keren. Jangan lupa bawa masker. Bau belerangnya kadang tercium cukup tajam disini. Butuh sekitar 1/2 jam (waktu amatir, sudah pake foto-foto) untuk kedaerah yang lebih hijau (bila jalur normal), bisa sih pake jalur terjal (fast track) yang langsung ke hutan mati (dead forest). Tapi kami semua memilih melewati langsung lewat ke hutan mati.


hutan mati (dead forest)


Jalan yang kami tempuh memang agak lama. Ya, namanya juga nge trip santai. Berangkatnya juga rombongan. Dikit-dikit istirahat. Sempat juga istirahat agak lama. Makan buah-buahan kali ini..

istirahat setelah lewati hutan mati (belah semangka :)

.Ada beberapa dari kami sudah jalan duluan, untuk cari lahan dan buat camp di Tegal Alun. Nah, karena aku juga udah gak sabar tuh lihat padang edelweis di Tegal Alun sana.. Jalanlah aku dengan langkah yang agak cepat dibanding teman yang lain, saat itu aku bersama teman aku Ogi. Dan akhirnya sampailah juga di Tegal Alun. Indah sekali terlihat dimata, luas pula tempatnya..

Syukur tenda sudah didirikan karena sekitar jam 3 sore itu setelah adzan ashar hujan turun. Dipikir ini hanya gerimis dan tak akan lama. Ahh! ternyata hujan terus mengguyuri tenda-tenda kami di Tegal Alun ini tanpa henti. Masak pun benar2 hanya bisa di depan tenda. Terbatas sekali ruang gerak kami saat itu. Sampai langit mulai gelap hujan tak kunjung henti. Hanya bisa berteduh di dalam tenda. Sempat terasa kesal karena niatnya kami semua berencana mengadakan acara di tengah malam nanti saat pergantian tahun. Selama di dalam tenda yang pada saat itu ada aku, Ericka, Ogi, Mamat, Bang Fikar dan Fajri. Di dalam kami bercerita dan bercanda. Seakan-akan diantara semua tenda itu hanya tenda kami yang berisik, dan rame. Kadang sesekali ada teman kami dari tenda sebelah yang mampir datang juga walau hanya sebentar, padahal itu saat hujan. Hehe.

Nah, akhirnya yang kami tunggu itu datang. Ya,  1 Januari 2013. Tepat pukul 00.00. Tahun sudah berganti. Kami sambut dengan berteriak-teriak di dalam tenda dengan mengucapkan “Selamat Tahun Baruuuuuu!” berkali-kali sampai kami juga mendapat sahutan-sahutan dari tenda sebelah yang orang-orang di dalamnya masih belum tidur. Hmm, sebenarnya 10 menit sebelumnya hujan sudah berhenti. Kami bisa saja keluar merayakannya. Tapi ya sudah kepalang nanggung. Di dalam tenda itu kami sudah menyiapkan posisi nyaman untuk siap tidur dengan sleeping bag kami masing-masing. Lagipula kalau kami keluar becek banget minta ampun dan pasti bakal ribet lagi.. Okey, setelah puas akhirnya kami tidur.

 “Mentari 1 Januari. Selamat pagi!” kataku berbisik sembari keluar dari tenda..
Sejuk sekali rasanya ini. Dan tak disangka. indah sekali apa yang kami lihat di luar tenda. Segeralah aku dan Ogi mengambil gambar pemandangan yang Tuhan perlihatkan di pagi hari awal tahun ini.




Nah ini dia. Selamat pagi Semesta. Kau nampak indah. walaupun sesekali kau menampakkan sinarmu dengan malu-malu. Setidaknya kami senang dan berterimakasih karena terbayar juga sehabis hari sebelumnya yang hanya bisa diam di dalam tenda. hehe 

view dari tegal alun-saat sunrise

langit biru dan semakin menunjukkan terangnya pagi ini


indah bukan view dari atas Papandayan?


Pagi ini akhirnya semua sudah bangun, sudah segar kembali, semangat lagi. Masak dan makan bersama juga akhirnya bisa terlaksana walaupun tak sesuai dengan menu yang di siapkan. Kan tadinya mau buat menu ayam bakar. haha tapi sayang ayamnya busuk karena kemarin di biarkan seharian. Sehabis makan itu diantara kami ada yang packing, jemur tenda, baju yang basah kena hujan, sleeping bag, sepatu dan lainnya. haha kalau hujan ya begini ya resikonya. pasti beberapa gear kami basah termasuk carrier. Oke, tak lama setelah itu dari rombongan kami ada yang berniat akan turun dan pulang lebih dulu karena hal lain yang harus mereka kejar. hehe. ya entahlah. Tapi sebelumnya kami sempat foto bareng juga.

sebelum rombongan pertama turun duluan dari Tegal Alun

Nah, sedangkan (aku dan teman satu tendaku) juga sisa yang lainnya memilih masih bersantai ria dulu di Tegal Alun. Karena kami tidak mau terburu-buru meninggalkan tempat yang begitu indahnya ini.  Tak lupa banyak moment yang sempat kami abadikan dulu..

foto ucapan selamat ulang tahun untuk papanya Opik
(Opik= pinggir kiri pakai topi)

kata Ericka dan Mamat ini judulnya "foto cover 5cm."hehe

aku dan brother Simba

aku dan Ogi

di antara rimbunan edelweis Tegal Alun

Setelah puas menikmati Tegal Alun. akhirnya kami semua packing dan bersiap pulang. Karena sebelum naik juga berdoa, turun pun juga harus berdoa dulu. seperti biasa ada jargo dan foto bersama dulu..


momen ini lah yang kadang tanpa kita sadari tak tergantikan oleh apapun, alam menyatukan kami mesti dalam perbedaan, Papandayan indah bersama kami semua :)


Terimakasih SIMBA
You are my brother and sister from another mother

" Papandayan. gunung ini memang tidak terlalu tinggi dan juga trek jalur pendakiannya yang bersahabat. Aman bagi pendaki pemula. Gunung ini memang khas Perpaduan sensasi dingin yang menusuk tulang di malam hari dan panas terik Matahari ketika melewati area kawah belerang. Suhu dingin akan serasa menusuk tulang di sepertiga malam terakhir. Bisa jadi ketika sedang tertidur pulas didalam tenda dibalik sleeping bag, tiba tiba akan terbangun karena kedinginan. Tapi tenang saja Sensasi dingin tersebut baru akan berakhir ketika Matahari sudah mulai naik.. Jangan lupa nikmatilah selalu perjalananmu bersama teman-teman dan Papandayan akan terasa jauh lebih indah."



Yang belum coba, coba aja ke  Papandayan. Recommended deh buat sekedar refreshing dan untuk pendaki pemula JSemoga kita semua masih bisa di beri hari esok untuk berpetualang lagi. Amin.





========Salam Lestari========




No comments:

Post a Comment