Ulfa Widya Lestari

Ulfa Widya Lestari
Aku suka sekali melihat momen saat matahari mulai terbenam. Senja itu begitu cepat berubah, memberikan pesona yang menghanyutkan, sebentar, lantas meninggalkan bumi dalam kelam. Gelapnya malam akan kulalui dengan penuh rancangan untuk hari esok, hingga matahari terbit datang dan menyapaku dengan sinarnya yang terang. ."

Monday, October 7, 2013

TITIK

Apa rasanya menemukan titik pembentuk garis lintas kebahagiaan? Apa rasanya menemukan titik yang kau sebut-sebut sebagai alasan untuk pulang? Dulu aku tidak pernah tahu. Bahkan tak pernah terpikir untuk memintanya. Sekarang aku menemukan titik itu.

Titik itu berporos pada sorot matamu yang kuat. Titik itu telah melahirkan banyak senyuman yang kujaga dalam diam. Titik itu nanti yang akan menyebrangkan aku dari kota kenangan ke kota ketenangan. Titik itu juga yang akan menghapus jejak-jejak kehilangan dan menumbuhkan kembali rona-rona merah pada pipi.

Aku rindu titik itu. Haruskah aku menciptakan taktik agar kamu melirik? Aku selalu berbisik dalam doa, agar setiap pandanganmu melahirkan cara untuk membuatku berulang-ulang jatuh cinta. Sebanyak apapun tanggal-tanggal yang tersilang lewat dalam pandang, aku tak ingin suatu hari nanti tercipta hari bersejarah saat luka juga kau undang. Hingga malam tak pernah manis lagi karena seisi kamarku ramai oleh tangis.

Untukmu yang terlalu mencintai ‘suatu hari nanti’, aku ingin mengaminkan keindahan rahasia Pencipta. Tidak akan ada yang tahu tentang perkara hari esok, cukup pejamkan mata dan nikmati hari ini. Angan terlalu tajam untuk kita telan buru-buru. Pelan-pelan saja. Setidaknya aku bersyukur, aku menemukan titik itu. Semoga kita menyatu sebagai garis yang tak terputuskan.


-noniatari-



No comments:

Post a Comment