Ulfa Widya Lestari

Ulfa Widya Lestari
Aku suka sekali melihat momen saat matahari mulai terbenam. Senja itu begitu cepat berubah, memberikan pesona yang menghanyutkan, sebentar, lantas meninggalkan bumi dalam kelam. Gelapnya malam akan kulalui dengan penuh rancangan untuk hari esok, hingga matahari terbit datang dan menyapaku dengan sinarnya yang terang. ."

Sunday, December 15, 2013

RASA (Rumit dan Sederhana)

"Satu kata sederhana namun sulit dimengerti adalah Rasa".

Sebenarnya yang lebih mengerti akan keadaaan kita adalah diri kita sendiri, apapun yang kita rasakan. Sesakit apapun itu, Sebahagia apapun itu. Gak akan pernah ada orang lain yang bisa memahami lebih dari diri kita sendiri. Mereka gak akan pernah merasakan apa yang kita rasa. Sekalipun mereka dapat merasakan hal itu, semuanya tuh gak akan pernah sama dengan apa yang kita rasa, dan begitu juga sebaliknya.
Bicara Tentang RASA.. Sampai saat ini aku pun masih belum paham apa definisi RASA? Yang aku tau Rasa itu bermacam-macam. Rasa itu sangat Peka. Tapi terkadang Rasa itu sulit dipahami. Kadang Rasa hadir tanpa kita sadari. Dan terkadang, Rasa hilang begitu saja tanpa kita sadari pula.
Dari sekian Banyak Rasa , ada satu yang selalu dinantikan semua orang dan diinginkan semua orang , yaitu Rasa Bahagia .. Yang ku ketahui, " Bahagia itu bukan alasan untuk kita tidak dapat Tersenyum karena Tersenyum itu tidak harus dalam keadaan Bahagia "

Sulit memang , Berpura-pura merasa Bahagia padahal yang dirasa begitu Hampa ..
Tapi, lebih baik merasa Hampa ditengah kesepian dari pada merasa Hampa ditengah keramaian. Karena semua itu sangat berbeda .. bahkan mungkin semua akan terasa lebih baik saat kita merasa hampa dalam kesepian ..
Melihat bayang diri sendiri , merasakan hembusan angin, tersenyum dan berbicara pada diri sendiri untuk menghibur diri , itulah yang kadang ku lakukan saat aku merasa Hampa dalam kesepian ..

Tapi jika aku merasa Hampa dalam keramaian aku hanya bisa terdiam , bicara dengan hati, lalu mencoba tersenyum palsu diantara keramaian manusia yang sibuk tertawa ...

Mungkin akan seperti inilah aku.. ( hahahahhahahaha )




Saturday, December 14, 2013

Gelisah itu Penyakit

GELISAH
Cabutlah akar kegelisahanmu dan bisikan jiwamu.
Gelisah, janganlah Gelisah.
menggugat rahmat ilahi, sang pencipta yang maha Pengasih

Katakanlah,
'Alhamdulillah atas segala-galanya'
sebagai pengganti kata ‘Aduh Sakit’
ketika engkau sakit dan gelisah menyertainya.

Gelisah itu pun penyakit.
jadi ketika sakit dan gelisah,
berarti engkau membawa 2 penyakit.

Penyakit itu datang dari Allah,
ia membawa tugas agar kita dapat belajar hikmah.
kalau kita tidak berhasil meraih hikmah,
maka ia pun tidak dapat pergi karena tugasnya tak selesai
karena itu, Jangan pernah mengkritik Allah...
Ingatlah selalu Allah kapanpun dan dimanapun!
Mintalah supaya kita dijauhi dari rasa sakit dan gelisah berkepanjangan :)






Saturday, December 7, 2013

Malam 7 Desember

"Mungkin aku seburuk - buruknya orang yang pernah kamu temui di persimpangan. atau sesosok bayangan hitam yang ada dalam kawanan. Juga langit kelam pada persahabatan, toh siapa yang tahu. Demikian yang tidak pernah sempurna. Selalu saja terperosok pada lubang yang sama."


Hmm, dan selalu teh tarik hangat menjadi alasan yang paling baik untuk menemani aku... 





Sunday, December 1, 2013

Welcome Desember!

Hujan selalu menyimpan cerita dibalik ribuan tetes tetes air yang jatuh menghujam bumi.

Sedih,senang, sakit dan bahagia.

Mungkin aku merasa bahagia ketika rintik rintik hujan itu menyentuh kulitku. Melahirkan sebuah senyum yang telah lama tak kuberikan pada dunia.

Lagi-lagi hujan jadi bagian setiap untaian sajak-sajak cinta. Memberi keindahan dalam setiap baris yang tersusun.

Hujan akan kembali turun pada Desember yang masih malu-malu.
Dan cerita-cerita lainnya mungkin akan kembali hadir tanpa ragu-ragu.

Untuk awal Desember yang basah. Kamu memberi kisah yang ingin kuberi arah. Pada satu cerita yang ingin bahagia.


Selamat datang Desember. Jadilah penghujung yang selalu ditunggu indahnya.
Berharap semoga saja Desemberku kali ini tak lagi kelabu.. 







Friday, November 29, 2013

Hidup Bagaikan Ilalang

Tahukah kamu tentang ilalang?
Pernah mengamati lambaian daunnya saat tertiup angin?

"Ya, Ilalang tumbuhan yang paling kuat bertahan
Diterpa angin dan panas kering
Namun tetap memberikan bunga yang indah
Apalagi jika dalam bentuk segerombol di padang ilalang"

"Ketika padang rumput itu hanyalah sebuah hamparan kering
Aku mampir disana, bertahan dibalik dahaga
Tumbuh dan kini hadir dengan setangkai bunga
Bungaku mungkin tak indah
Namun halus, penuh uraian benih kehidupan
Siap terbangkan ribuan bibit Ilalang muda sejauh angin bertiup
Sejatinya aku hanyalah setangkai Ilalang
Menjulang diantara hijau dan gersang yang datang bergantian
Sekedar mengambil sebuah peran, berbagi dalam kehidupan"


Di antara warna warni bunga bermekaran,di situ ada ilalang. Ilalang mungkin tidak memiliki warna yg indah seperti mawar. Ilalang mungkin tidak berkelopak dan tak memiliki tekstur indah yg mengundang mata utk melihat. Tapi rasakan ilalang.! Saat angin membawanya beterbangan.. Nikmati ilalang.. Dari kesederhanaan ilalang, banyak yg bisa kita syukuri..

Dalam hidup terkadang kita terlalu memuja-muja sesuatu yang kita anggap indah dengan pemujaan yang bisa dianggap berlebihan tanpa memperhatikan efek dari semua itu. Bisa saja semua yang kita anggap indah itu adalah keindahan semu belaka. Bisa saja yang kita anggap ada, sesungguhnya tidak ada. Bisa saja yang baik menurut kita, tidak baik menurut orang lain atau bahkan bisa berakibat tidak baik buat kita, orang lain ataupun semua.

Pernahkah memikirkan bahwa beserta mawar yang indah ada duri yang tajam yang bisa melukai? Tidakkah coba sadari di balik sesuatu yang kamu sanjung-sanjung ada efek yang bisa menusuk dirimu.

Coba sadari bahwa melati yang kau kagumi keharumannya telah membuatmu repot karena ia memintamu untuk memanjakanya karena ia membutuhkan perawatan khusus dan rentan akan kematian jika ia diabaikan. Itu menandakan bahwa ia tidak bisa hidup sendiri, jiwa mandirinya tak seharum yang kau tahu bukan?

Mungkin kita bisa belajar dari sebatang ilalang yang terabaikan. Ilalang sang rumput liar yang terkucilkan, yang eksistensinya tak pernah diharapkan orang. Ilalang yang sering kali engkau caci maki dan berkali-kali engkau coba musnahkan. Memang ilalang tidak seindah mawar ataupun sewangi melati tapi di balik semua itu ia memliki semangat hidup yang tinggi, tegar dan mandiri.


Tak tahukah engkau bahwa ilalang mampu hidup di ladang gersang tanpa merepotkanmu karena ia tak butuh bantuanmu untuk merawatnya? Ilalang kering tak akan meradang walau berbulan-bulan hidup dalam kegersangan. Mungkin, engkaupun tak mampu seperti ilalang…………….





Thursday, November 28, 2013

Dalam Diam


Terkadang, Diam bukan berarti tidak bermakna apa-apa.

Ada kalanya, diam penuh dengan isyarat.

Tidak selamanya semua harus terungkap dengan kata.

Dengarkan baik-baik suara hati.. dalam diam yang hening.

Dan dalam diam-ku ini.. aku kirimkan banyak pertanda..

..dan seribu pesan.. yang mungkin tidak akan menjadi rangkaian kata-kata









Wednesday, November 27, 2013

Sepatu

Pasangan terbaik layaknya bagai sepasang sepatu..bentuk tidak sama namun serasi satu sama lain.gerakannya berbeda tetapi tujuannya sama.tak pernah berganti posisi dan saling melengkapi.sederajat..sama rendah.. sama tinggi.bila satu hilang,yang lain tak memiliki arti..







Monday, November 4, 2013

SENJA BERSAYAP

Semua berkumpul jadi satu
Awan kita sudah menggantung pada sayap matahari
Selebihnya hanya ada mimpi-mimpi yang teracuhkan
Keberadaan kita lebih nyata dari para pengendara siang

Kita menikmati pemandangan hidup dari pelataran surga
Melihat insan yang tak pernah lelah bercinta melawan arah kiblat
Berusaha keras menyantap titik-titik bahagia
Yang tersedia dalam sudut pandang Tuhan yang kita anggap berbeda nama
Menatap lembut kecupan sore hingga membuat perangah hebat di mata cakrawala

Rindu kita lebih jalang, hati kita lalu lalang
Ragu kita makin hilang, hangat kita selalu datang

Senja bersayap, jingga menguning senyap
Pada hari yang hampir gelap,aku terus menimang dua hati yang kini sudah genap








Sunday, October 27, 2013

SENJA

"Kamu tau kenapa senja itu hanya sebentar?
karena untuk sesuatu yang berharga, kita harus berusaha mengejarnya. Paham?"

Senja tanggal 15/5/2013,depan pelataran rumah di Jakarta

Matahari sudah akan berkemas dan benda malam mungkin tengah bersiap. Diantara seluruh waktu yang ada, senja adalah favoritku. Tak ada terik, tak juga gelap, malah terkesan indah karena senja memberikan semburat warna jingga yang menyenangkan untuk dilihat. 

Senja selalu enak dipandang, gradasi warna yang diciptakan oleh senja itu jenius. Belum lagi ketika matahari turun, seakan langit tengah mengadakan parade lukisan yang gratis dinikmati. Pernah ada yang bertanya mengapa senja tidak diperpanjang saja, tapi bagiku dengan singkatnya waktu senja inilah yang membuat senja semakin dinanti.

Senja juga menimbulkan efek perasaan nyaman tak terkatakan. Rasanya dapat melihat senja itu adalah bonus dari Tuhan. Terlebih saat hari itu matahari bekerja dengan terlalu bersemangat atau hujan mengguyur tanpa ampun. Karena tak peduli panas atau hujan, sensasi senja selalu tak terduga. Senja selalu cantik dimataku.

Karena saat senja, awan bergumul dan memberikan lukisan langit yang cantik. Ditambah juga dengan angin yang bertiup. Angin senja itu selalu membuat rambutku tertiup, dan aku selalu suka saat rambutku tertiup dan menghasilkan efek berantakan.


# Ini belum selesai, nanti akan kulanjutkan lagi...





Friday, October 25, 2013

Payung Teduh

Entah berapa hari ini aku sungguh senang mendengar lagu-lagu dari Payung Teduh.


Salah satunya lagu yang berjudul :

Kita adalah Sisa-Sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan

Kita tak semestinya berpijak diantara
Ragu yang tak berbatas
Seperti berdiri ditengah kehampaan
Mencoba untuk membuat pertemuan cinta

Ketika surya tenggelam
Bersama kisah yang tak terungkapkan
Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa
Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap

Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari kehampaan ini
Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan dibawa kemana

Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
Yang tak diikhlaskan
Bertiup tak berarah
Berarah ke ketiadaan
Akankah bisa bertemu

Kelak didalam perjumpaan abadi





Thursday, October 10, 2013

Renungan Sore

-Foto diambil di Jalan Layang Pasupati, Bandung-
10 Oktober 2013 by: Ulfa Widya Lestari

Kala senja berkilau cahaya emas menyapamu,
Mendekapmu hangat selaksa ibu memeluk anaknya,
Adakah engkau menyadari kebesaran Tuhan,
Akankah kau bersyukur atas karunia-Nya.

Ketika hembusan angin menyisir kulit di sekujur tubuhmu,
Menawarkan kesejukan pada gersangnya pori-porimu,
Adakah kau sadar hidup ini hanyalah persinggahan,
Akankah kau berusaha meraih kebahagiaan sejati.

Saat senja semakin kabur dari jarak panjang,
Mengiringi langkah mentari yang kian terbenam,
Adakah terlintas di benakmu tuk membasuh wajah kusutmu,
Akankah kau bersujud dan berdoa pada-Nya.

Renungkanlah wahai kawan,
Atas tutur kata yang telah terucap,
Atas tindak-tanduk yang telah tegerak,
Demi pijakan dan pergerakan di hari esok.


Kata-kata yang di tulis di sore hari ini tentang sebuah renungan sore dengan harapan menyadarkan kita dan memberikan manfaat untuk hidup yang lebih baik
 .



Monday, October 7, 2013

TITIK

Apa rasanya menemukan titik pembentuk garis lintas kebahagiaan? Apa rasanya menemukan titik yang kau sebut-sebut sebagai alasan untuk pulang? Dulu aku tidak pernah tahu. Bahkan tak pernah terpikir untuk memintanya. Sekarang aku menemukan titik itu.

Titik itu berporos pada sorot matamu yang kuat. Titik itu telah melahirkan banyak senyuman yang kujaga dalam diam. Titik itu nanti yang akan menyebrangkan aku dari kota kenangan ke kota ketenangan. Titik itu juga yang akan menghapus jejak-jejak kehilangan dan menumbuhkan kembali rona-rona merah pada pipi.

Aku rindu titik itu. Haruskah aku menciptakan taktik agar kamu melirik? Aku selalu berbisik dalam doa, agar setiap pandanganmu melahirkan cara untuk membuatku berulang-ulang jatuh cinta. Sebanyak apapun tanggal-tanggal yang tersilang lewat dalam pandang, aku tak ingin suatu hari nanti tercipta hari bersejarah saat luka juga kau undang. Hingga malam tak pernah manis lagi karena seisi kamarku ramai oleh tangis.

Untukmu yang terlalu mencintai ‘suatu hari nanti’, aku ingin mengaminkan keindahan rahasia Pencipta. Tidak akan ada yang tahu tentang perkara hari esok, cukup pejamkan mata dan nikmati hari ini. Angan terlalu tajam untuk kita telan buru-buru. Pelan-pelan saja. Setidaknya aku bersyukur, aku menemukan titik itu. Semoga kita menyatu sebagai garis yang tak terputuskan.


-noniatari-



Friday, October 4, 2013

I Knew I Loved You

Hari ini, aku telah sampai kepada suatu rasa; meski aku tak tahu apa namanya. Banyak yang bilang ini kagum semata, tapi hati bilang ini lebih seperti cinta.
Mengenalmu aku belumlah diizinkan semesta, apalagi untuk berbagi kata-kata. Hanya bisik-bisik dari banyak bibir yang bilang betapa sempurnanya kamu, sesuai dengan debar yang tetiba datang bertamu ketika pandangan kita tak sengaja bertemu.



Di mataku, kamu adalah setoples kekaguman, penghantar senyuman, roda inspirasi, dan peta kebahagiaan yang melebur dalam satu rasa yang nampaknya masih begitu rahasia. Aku belum ingin mengintrogasi hati, karena masih ingin jadi pemerhati dari tirai tersembunyi. Melakoni peran sesosok yang memiliki perasaan diam-diam. Mengoleksi segala gerak-gerikmu yang selalu menyentil kornea ini.
Dibalik ketidaktahuanku tentangmu, aku ingin ada di tengah-tengah pusat pencarianmu. Aku ingin ada disitu sampai kamus kepalaku penuh dengan semua tentangmu.
Aku pun bingung, mengapa hati lebih dulu mengagumi padahal tak tahu ini itu tentangmu.

Segala sesuatu tentangmu di dunia yang jauh daripada nyata, seakan mampu menghibur dengan tidak biasa. Lalu secara bertahap rasa kagum hadir dengan cara yang sama. Bagaimana bisa ada rasa yang bertumbuh, sebelum tatap mata bertemu lebih jauh.

Diam-diam aku mencari tahu tentang kamu, di antara kabar-kabar yang tersebar dengan lebih jitu. Diam-diam aku mengharapkan adanya sebuah temu, meski sepertinya tampak ganjil. Diam-diam kamu mengganggu di bagian hati yang paling kecil.
Yang kuinginkan, ini hanya sementara. Sebab untuk selamanya, kuinginkan kita telah bersama, saling mencipta berbagai bentuk gembira. Yang kuangankan, menjadi alasanmu menggapai bahagia. Sebab kamu telah lebih dahulu menjadi pembawa sukacita, bahkan sebelum kita menjadi nyata.

Betapa ajaib sebuah rasa hingga mampu meletupkan jutaan asa di dalam dada. Sementara tentangmu saja aku masih belum tahu apa-apa. Seperti berjalan dalam gelap, namun aku tahu ke mana kaki harus melangkah. Sebab hadirmu dalam hati, sudah menjadi penerang arah.

Pada setiap kagum, ada pergerakan detak yang saling berdentum. Tanpa harus sering-sering temu kuhitung, namamu tersebar layaknya reklame di tiap sudut relung. Pada suatu detik, aku ingin naik ke suatu panggung untuk mengenalimu lebih dari sekedar melihat saat berbalik punggung. Tapi di detik yang lain, beraniku belum cukup usia untuk menampakkan apa yang sebenarnya kurasa.
Entah mana yang lebih baik, berada disini selamanya tanpa kau tahu apa-apa atau memberitahumu secepatnya tentang apa yang menganjal dada? Atau lebih baik berada di antara, tunggu semesta yang menjadi pengantara?

Di balik tundukkan kepala untuk meredam segala debaran yang kurasa, ada kecil harapan supaya kita bisa saling kenal di waktu yang sesungguhnya. Di balik kagum yang diam-diam masih kusemai, ada keinginan supaya rasaku padamu akan sampai.
Semesta belum mengizinkan, pun aku mungkin belum siap untuk dihadiahi sebuah pertemuan. Semisal nanti kita dipertemukan di pertengahan jalan, entah akan dengan cara apa bahagia mampu untuk kuungkapkan.
Mungkinkah itu kamu, yang akan melengkapiku menjadi kita? Mungkinkah itu kamu, yang akan menjadi kuala dari segala debar dalam dada?

Meski belum menjadi siapa-siapa, bukan berarti aku tak pernah ingin kita saling menyapa. Setiap kamu melintas, ada pandanganku yang tak mau lepas. Setiap kamu tersenyum, ada dadaku berdentum.
Kamu kurasa berbeda dari yang sudah-sudah. Kamu membawa begitu besar bahagia dari begitu kecil kesempatan bersama. Mengagumimu aku tak akan lelah, mengusahakan temu aku tak akan menyerah. Sebab hatimu serupa sebuah rumah, tempat aku berteduh dari penat kehilangan arah.
Semoga kelak tak ada lagi keraguan untuk mendekat, ketika cinta sudah datang, kemudian kita merekat.
   


*ditulis berdasarkan interpretasi lagu
"I Knew I Loved You-Savage Garden"





Wednesday, October 2, 2013

Untukmu, senyum baruku

Waktu merangkak dengan cepat. Merangkak yang kita kira lambat, ternyata bergerak sekan tanpa jerat. Banyak hal yang berubah semenjak pertemuan awal kita. Aku, kamu, kita, rasanya tak lagi sama. Sebenarnya, sekarang semuanya terasa sempurna. Semuanya jatuh tepat pada tempatnya. Bagaikan air yang terus mengalir mengikuti alur, terus sampai keujung, dan tepat pada saat itu kita bertemu.

Aku tak lagi takut. Tak lagi takut membuka pintu yang sempat aku tutup rapat-rapat. Aku tak lagi merasakan lubang besar tepat di dadaku. Aku merasa utuh. Duniaku yang sempat terlihat kelam, sedikit demi sedikit mempertemukanku pada cahaya terang. Bantalku tak lagi basah dengan tangisan bodoh tentang masa laluku. Semuanya perlahan hilang. Hilang bersama kenangan lama yang seharusnya aku buang jauh-jauh sejak dulu.

Aku tak pandai berbasa-basi mengenai cinta. Bagaimana aku bisa menjelaskan banyak hal yang mungkin tidak kamu mengerti? Seperti apa rasanya tiba-tiba merindukanmu, dan tidak bisa melakukan apa-apa. Tak banyak yang ingin kujelaskan. Saat kesepian menghadangku seperti malam-malam seperti ini, ada sosokmu yang berdiam manis dipikiranku. Setiap detail dirimu terekam olehku, bagaikan film yang tak pernah mau berhenti tayang. Aku terus membiarkan pikiranku berlari bebas. Menghayal tanpa henti tentang dirimu dan berharap penuh bisa memelukmu pada saat ini.

Semua kenangan hari kemarin bergantian melewati otakku. Dan aku baru sadar, ternyata kamu begitu manis, begitu mengagumkan, begitu sulit untuk dilupakan. Aku merindukan kehadiranmu. Seolah sekarang, selalu ada yang kurang, ada yang tak lengkap didalam diriku, ketika menjalani tiap detik tanpamu. Yang kurasakan hanya bayang-bayangmu yang sepertinya tak ingin meninggalkanku juga.

Apa yang terjadi sekarang, telah melebihi dari apa yang aku harapkan. Hadirnya dirimu dihidupku bukan suatu kebetulan, melainkan takdir yang sudah dituliskan. Senyum yang selalu menghiasi wajahmu, seakan tercipta untuk membuatku tersenyum juga. Aroma tubuhmu dan sentuhan kulitmu yang lembut, merasuk sampai kedalam diriku, membuatku lupa akan apa yang aku takutkan dulu.

Kamu disini, selalu disini. Dipikiranku. Dihari-hariku dan dimimpiku. Cinta ini sulit untuk digambarkan dengan kata-kata, tapi aku mengerti cinta itu tulus. Teruslah disini, bersamaku. Aku menginginkanmu, bukan hanya fisikmu, tetapi juga cintamu.


                                                                      Dari seseorang yang ingin terus
                                                                      menjadi alasan dirimu
                                                                           tersenyum saat ini


Thursday, September 26, 2013

Kembali Bertapa Berteman Gelap

aku mendadak ingat
kepada kertas lama seperti booklet kenangan masa SMA
pada kata-kata, tingkah, dan pemikiran yang lembut
kepada dia yang dulu pernah mengajarkan betapa indahnya makna ikhlas
seperti yang dulu Tuhan ajarkan kepadanya
hari demi hari terlewati dan kami sama-sama melangkah maju
dengan kata ikhlas yang terus aku dan dia pegang, berjalan dalam jalannya masing-masing
menyadarkan bahwa kami tidak memiliki apa-apa
tapi hanya Tuhan yang masih memegangiku

kepada dia yang menjadikan aku sedemikian dalam berpikir
merubah patokan umur menjadi kedewasaan yang menyejukkan
ketika ikhlas selalu menjadi jawaban saat Tuhan mencabut apa yang Dia pinjamkan

karena waktu adalah garis,
waktu adalah satu garis sempurna yang terus melaju tidak pernah mundur
kepada dia yang telah membuat tinta-tinta berceceran mengotori kertas putih
sekarang aku merasa rindu sedang datang

pikiran dan hatiku inginnya seluas lautan, sedalam palung mariana
bertapa di hutan mungkin dapat membantu, kalau ketenangan adalah imbalannya
bukankah bulan tidak akan terpantul sempurna pada air yang beriak?
sama.

ini namanya mungkin kasih sayang Tuhan
memelukku kembali dengan jalan yang Dia pilih
tidak tahu sampai kapan keringat dingin ini akan berlanjut
tidak tahu kapan gemetar badan ini akan berhenti
tidak tahu kapan rasa menusuk di dada ini lenyap tidak berbekas
tapi aku tahu, paling tidak aku tahu

jatuh tersandung adalah manusiawi,
darah dan nanah membanjir itu pembelajaran
rasa sakitnya menguatkan

kepada aku yang sedang bercermin di air yang keruh
tepuk pipiku sedikit pasti akan sedikit perih
karena pantas saja berputar di jalur yang sama, tidak pernah keluar

biarlah ini karma
bagaimana aku memperlakukan orang, seperti itu juga aku akan diperlakukan
tetapi sekarang,
biarlah, biarlah sudah terlanjur terjadi
mauku apa? aku lakukan apa?
sudah lanjutkan saja cerita-cerita, menikmati kehidupan
toh suatu saat semua ini sama akan menjadi kertas lembaran yang menguning
sama seperti booklet SMA

haaaah, aku jadi rindu pada langit malam yang cerah penuh kerlap-kerlip
tidak perlu lagi takut gelap, saat gelap membantu belajar tenang
suatu saat aku tidak perlu lagi menghidupkan lilin apalagi merutuki gelap,
saat dengan gelap aku bisa mendapatkan ketenangan yang aku mau
untuk kembali siap menghadapi ruangan yang penuh cahaya

tetaplah tersenyum, ulfa widya
karena serangan ini, menguatkanmu

kepada diriku sendiri yang sedang meracau




25 September 2013
20 . 27